Perjalanan 3 Cagub-cawagub DKI Dalam Lembaran Kertas


Ketiga pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) DKI Jakarta punya kisah dan lika-liku perjalanan yang berbeda selama masa pencalonan. Kisah dan sepak terjang mereka tertuang dalam lembaran-lembaran kertas.

Kisah pertama dari Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang dibukukan oleh seorang penulis bernama Munawir. Buku itu diberi judul '101 Alasan Memilih Mas Agus-Mpok Sylvi'.

"Bahwa memilih pemimpin tidak semudah yang dibayangkan. Melalui buku ini ada harapan besar untuk reformasi peradaban," ujar Munawir di Balai Budaya, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/1) malam.

Selain itu, Agus juga meluncurkan buku yang ditulisnya sendiri. Buku itu berjudul 'Telah Kupilih Jalan Hidupku yang Baru untuk Jakarta'. Peluncuran buku itu berlangsung di Agus Harimurti Yudhoyono Command Center (ACC), Jalan Wijaya I, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (7/2).

"Dalam acara sederhana ini, saya tentunya bersyukur di sela-sela kegiatan saya menjadi cagub, kurang-lebih 3,5 bulan, saya masih bisa menyempatkan waktu untuk bisa menulis sesuatu yang saya anggap penting dan bermanfaat, khususnya bagi warga Jakarta. Ini penjelasan kecil yang saya buat selama kampanye," ujar Agus memberi sambutan.

Agus mengatakan, dalam buku itu tertuang hal-hal yang tak diketahui publik tentang kisah hidupnya, terutama setelah terjun ke dunia politik. "Berisi hal yang tidak diketahui publik secara luas. Beralih profesi, mengakhiri ikatan dinas TNI, keluar dari zona nyaman, padahal saya telah meniti karier 16 tahun dan saya punya masa depan yang baik di TNI, tapi saya memutuskan melakukan pengabdian di wilayah lain," jelasnya.

Kisah kedua bercerita tentang pasangan cagub dan cawagub nomor urut 2, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Cerita seputar sosok Ahok itu mulanya ditulis oleh seorang selebtweet @kurawa. 

Buku berjudul 'A Man Called #Ahok Sepenggal Kisah Perjuangan & Ketulusan' itu merupakan catatan dari @kurawa yang melakukan riset dan perjalanan ke Belitung, kota kelahiran Ahok. Perjalanan dan dokumentasi @kurawa itu mendapat pujian dari penulis Dewi Lestari.

"Menurut saya, kurawa periset yang baik. Dia ke Belitung. Dia wawancara orang-orang yang bisa menjelaskan Pak Ahok dari masa kecilnya," papar Dewi.

Kumpulan cerita ketokohan Ahok lainnya juga termuat dalam buku berjudul 'Kenapa Percaya Saya Buat Ahok?'. Buku itu merupakan karya penulis yang bernama Nini Hamid. Ahok mengatakan ada satu bab, yaitu bab 5, dalam buku tersebut yang sangat menarik baginya.

"Di halaman 91 sampai 155 ini agak panjang tapi ini yang paling menarik," kata Ahok di Convention Hall, Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Rabu (18/1).

"Yang menarik, dia (Nini) berharap setelah baca buku ini, kita bisa lihat indahnya Al-Quran. Bagaimana Islam yang Rahmatan Lil'alamin. Islamnya Bu Nini kuat banget, yang jadi pertanyaan, kok Islam yang kuat beda banget pandangannya sama yang segelintir orang," papar Ahok.

Kemudian kisah ketiga dari pasangan cagub-cawagub nomor urut 3, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Buku karya penulis Muhammad Husnil itu berjudul 'Ketika Anies Baswedan Memimpin'.

"Banyak yang mengatakan kalau Pak Anies gagal setelah dari Mendikbud. Kemudian saya menceritakan kenapa untuk mengklarifikasi. Masak sih, Mas Anies cuma bisa ngomong. Akhirnya saya baru tahu Anies bukan hanya bicara. Beliau mengajak orang untuk bergerak. Lewat kata-kata tersebut bisa menggerakkan orang lain," kata Husnil.

Anies menuturkan kerap berbeda pendapat dengan lawan-lawannya. Namun ia mengatakan ada filosofi yang selalu dipegang saat berbeda pendapat.

"Saya terbiasa berbeda saat menjadi mahasiswa atau saat di masa sekolah dulu. Tapi saya punya prinsip tidak akan merendahkan, tidak pernah menuding," ucap Anies.

"Saya rasa sebagai pemimpin masalahnya adalah menghormati orang yang dipimpin. Leadership dan followership itu adalah saling berkaitan. Untuk menjadi leader harus punya skill followership juga agar bisa merasakan perasaan yang dipimpin," katanya. 

Pasangan Anies, Sandiaga, juga meluncurkan buku yang berisi perjalanan hidupnya. Buku yang diberi judul 'Kerja Tuntas Kerja Ikhlas One Way Ticket to Success' itu berkisah tentang perjalanan hidup Sandiaga dari kecil hingga menjadi pengusaha sukses.

"Jujur, saya memulai menulis buku ini delapan tahun yang lalu dengan tujuan yang lain. Tapi, di tengah-tengah jalan, saya seperti memang pribadi saya yang skeptis. Saya itu sangat skeptis terhadap diri sendiri juga," kata Sandiaga.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.